Tabu nya Menyebut Maldini Sebagai Legenda


 Ada beberapa hal yang dapat diingat dari Paolo Maldini, satu diantaranya ialah kelegendaannya yang berbalur pemali.

Sekian hari sesudah memilih untuk Tabu nya Menyebut Maldini Sebagai Legenda sepatu, Maldini terima surat dari Carles Puyol. Pokoknya surat puja-puji. Ia katakan, dia tumbuh dengan melihat Maldini bersepakbola. Dia kagum pada bagaimana Maldini masih tetap bermain dalam kedisplinan strategial. Tetapi di atas segala hal, langkah Maldini menjaga sepakbola ialah hal yang paling dikaguminya. Untuknya, Maldini ialah contoh riil jika seorang bek tidak butuh berulah brutal menjadi luar biasa. Dia perlu menghambat musuh untuk cetak gol secara bermartabat.


Carles Puyol ialah adagium jika kedewasaan tidak selamanya di ikuti oleh kehilangan pujaan. Mungkin, dia tumbuh dengan mengangan-angankan jadi Maldini. Puyol bisa menyukai Maldini sebegitu rupa. Dia bisa berusaha sehebat-hebatnya menjadi Maldini di Barcelona. Tetapi saya menjadi berpikiran, jangan-jangan Maldini mimpi jadi seperti Puyol.


Puyol tidak pernah ditunjuk sebagai King88bet sepak bola yang kurang ajar, yang lupa ke beberapa orang yang membuatnya sangat kaya. Pertandingan perpisahan Puyol berjalan khusyuk. Tidak ada baju raksasa pemain yang lain dikibarkan di sepanjang laga perpisahannya. Puyol tidak harus berkompetisi dengan “Baresi-Baresi”-nya Barcelona.


Untuk Milan, Maldini ialah legenda sebagai pemali. Curva Sud Milano tidak menyenanginya. Maldini dicap angkuh dan durhaka oleh mereka yang merasa membuat club ini sangat kaya.


Pucuknya memang terjadi di king88bet login alternatif . Laga menantang Roma ini tidak hanya jadi pertandingan ke 900 untuk Maldini, ini terakhir kali Maldini berlaga untuk Milan di San Siro. Pertandingan perpisahan ini semestinya jadi manis, apa lagi Maldini tidak hanya empat-lima tahun main di Milan. Dia ada di sana sepanjang 24 tahun. Nyaris seperempat era, tanpa sekalinya beralih ke kesebelasan lain – belum juga ditambahkan tujuh tahun bersama team junior. Semestinya tidak cuma Andrea Pirlo yang menangis haru, tidak cuma pemain Roma yang kenakan kaos tertulis “Terima Kasih, Paolo”. Semestinya, yang berkibar istimewa dari tribune selatan bukan baju raksasa Franco Baresi, semestinya hari itu jadi harinya Paolo Maldini.

Postingan populer dari blog ini

Fed survey shows lows in employment, worries about finding work and dissatisfaction with pay

Organisations Operate On their own

Kala Di Francesco Melatih As Roma